JUSTONE

Jurnalistik Oneska

News Update

Funfact ( Tarsius )

Funfact ( Tarsius )
Halo teman- teman semuanya! Kalian tau gak nih kalau ada satwa endemik Indonesia yang masuk kedalam daftar merah IUCN atau berstatus hewan yang dilindungi karena hampir punah, Jadi hewan ini adalah Tarsius. Yuk simak fakta- fakta menarik lainnya!

Tarsius merupakan satwa endemik indonesia di sejumblah pulau yang ada di indonesia, yaitu di sulawesi, pulau peleng, dan pulau selajar. Tetapi jumblah spesies Tarsius terbesar ada di semenanjung utara pulau sulawesi. Habitat mereka berkisar dari hutan hujan dataran rendah dekat permukaan laut hingga hutan hujan pegunungan rendah hingga 1500m. terkadang spesies Tarsius juga dapat ditemukan di semak belukar dan hutan bakau.

Tarsius memiliki tubuh bulat kecil yang ditutupi dengan bulu- bulu yang lembut berwarna abu- abu, Tarsius memiliki ekor yang panjang dengan jumbai bulu sepertiga di ujung ekor. Umumnya, Tersius Betina memiliki bobot 102g- 114g sedangkan Tarsius jantan memiliki bobot 118g- 130g. hewan ini dianggap sebagai primata dengan tangan terpanjang jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Tangannya yang panjang ini diracang untuk berpegangan dan mencengkeram. Tarsius memiliki ukuran tubuh dari kepala hingga ekor terkecil diantara primata lainnya, yaitu 29,5cm- 40cm. tarsius memiliki kaki yang panjang hingga bisa melompat lebih dari 40kali panjang tubuhnya, mereka memiliki mata yang sangat besar bahkan mata mereka lebih besar dari otaknya karena Tarsius memiliki ukuran mata yang besar sehingga tidak bisa digerakkan, Tetapi Tarsius bisa memutar kepalanya 180 derajat untuk melihat sekelilingnya. 

Mayoritas Tarsius bersifat monogami hal ini kemungkinan disebabkan oleh terbatasnya jumblah rumah berkualitas tinggi. Keluarga Tarsius menyukai tinggal di atas pohon dengan diameter besar, Masa kehamilan Tarsius betina adalah sekitar 6 bulan. Bayi Tarsius bisa langsung memanjat ketika usianya masih 1 hari, tarsius mencapai kematangan sksual pada usia 17 bulan. 

Tarsius spektral bersifat krepuskular dan nokturnal dan sangat aktif sepanjang malam. Saat senja, mereka melakukan perjalanan sampai mereka menemukan makanan. Selama waktu tersebut, tarsius sering berhenti untuk membersihkan diri mereka sendiri dengan menjilati dan menggaruk bulunya dengan cakar. Saat hujan deras, tarsius akan mencari daerah kering dan mereka menjadi tidak aktif. Mereka bergerak melalui pepohonan.

Makanan tarsius secara garis besar adalah serangga terbang seperti ngengat, belalang, kumbang, dan jangkrik. Tetapi, mereka kadang-kadang memakan vertebrata kecil, seperti kadal atau kelelawar. Tarsius mencari mangsa dengan cara mendengarkan menggunakan telinganya yang dapat bergerak secara independen untuk menemukan mangsa potensial. Setelah mangsa ditargetkan, tarsius menyergap mangsanya, menggenggamnya dengan jari-jarinya yang panjang, lalu menggigit untuk membunuhnya. Tarsius kemudian kembali ke pohon miliknya untuk memakan mangsanya.









Tidak ada komentar: